Sabtu, 27 Desember 2008

Value Added Service Exclusive | 2

Saat layanan suara dan SMS sudah menjadi suatu komoditas, apa lagi yang bisa dijadikan pembeda atau nilai tambah untuk sebuah produk selular? Layanan apa sajakah? Ada beragam pilihan dan ada banyak strategi untuk memenangkan persaingan, dan dari pilihan yang ada, sebenarnya bisa dipilah menjadi 2 macam, yaitu VAS umum dan VAS eksklusif.

VAS ( Value Added Service) adalah layanan tambahan diluar fungsi utama telepon yang telah menjadi komoditas. Dulu, SMS bisa disebut VAS, namun tidak lagi saat SMS pun telah menjadi layanan komoditas.

VAS umum adalah layanan tambahan yang bisa dilakukan operator manapun selama teknologinya memungkinkan. Contohnya saja layanan internet dan video call. Keduanya merupakan VAS umum yang kedepannya sangat mungkin berujung seperti SMS. Menjadi komoditas.

VAS eksklusif adalah layanan tambahan yang hanya dimiliki operator secara eksklusif dan menjadi trademark bagi merk tertentu, dalam arti, merk lain tidak boleh ikut - ikutan. Nilai eksklusifnya membuat suatu merk memiliki nilai lebih dimana tidak bisa dikomparasikan secara head to head dengan layanan operator lain.

Sayangnya, hingga saat ini tidak satupun operator yang menganggap VAS eksklusif ini penting sebagai alat berkompetisi. Pengembangan yang dilakukan pihak ketiga membuat nilai eksklusifnya menjadi hilang karena dapat diperjual belikan dengan mudah. Contohnya saja adalah layanan blackberry connect dimana layanan email hampir semudah SMS. Nilai eksklusifnya dimiliki sepenuhnya oleh Blackberry dan operator hanya mendapat bagian VAS umum. Telkomsel, Indosat, ataupun XL sama - sama menawarkan layanan yang sama, padahal secara finansial sebenarnya ada cukup modal untuk membuat VAS eksklusifnya sendiri, diluar Blackberry tentunya.

Sekarang coba peras otak kita untuk mengira - ira dan berkreasi. VAS apakah yang bisa secara khusus dimiliki operator tertentu dimana yang lain tidak bisa serta merta ikut - ikutan? Bisa?

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Layanan VAS memang menarik, tapi apakah masyarakat di Indonsia mampu mengadopsi dari seluruh layanan VAS tersebut.
Kenapa layanan VAS kurang laku, yah itu tadi, terkadang layanan VAS itu dianggap terlalu tinggi oleh masyarakat Indonesia secara luas.
Blackberry bisa berhasil di Indonesia, karena hal ini didukung juga oleh handset blackberry yang mampu mengembangkan image bahwa blackberry itu barang gaul, blackberry is your style, kalau VAS yang lain, apakah dibantu oleh pihak lain, sedikit sekali yang dibantu sama pihak lain tersebut.
Masalah VAS yang tidak bisa ditiru, saya rasa berat. Kita dibisnis teknologi yang untuk membuatnya mengandalkan otak. Otak bisa belajar dari otak lain, bahkan bisa mengembangkannya. Tinggal masalah waktu saja :)

Ceria mengatakan...

Ada VAS yang menurut saya cukup menarik. Misalkan saja T-Cash dari telkomsel dimana uang elektronik tersimpan via kartu yg dapat untuk bertransaksi. Kalau dilihat perkembangan ke depan, layanan ini sangat menarik. Misalkan saja ke depan jual beli jadi semacam transfer pulsa, lantas pulsa tsb dpt diuangkan kembali kapan saja kita suka. Bukankah sangat menarik? Tidak perlu lagi bawa dompet tebal atau ATM macam2, cukup bawa HP. Selain itu, layanan bisa menjangkau ke mana saja untuk siapa saja mengingat jaringan telkomsel sangat luas. Jika ini sukses dilakukan dan menjadi standar,wahh...operator lain, bahkan bank bisa pusing tujuh keliling, hehe..

Bookmark and Share

Posting Komentar

 
Theme : FeedCentre by BudiTyas