Sabtu, 13 Desember 2008

Loyal vs Profesional | 0

Ada kalanya kita merasa benar - benar diperlakukan tidak adil. Ada kalanya juga kita merasa bahwa apa yang telah kita lakukan tidak dipandang punya arti. Yah, itu resiko dari pilihan kita sebagai pekerja. Di negara yang begitu menjunjung tinggi investasi, maka pekerja seakan tidak ada nilainya. Sebuah keberpihakan yang jelas tidak berimbang, namun memang pada kenyataannya, negara ini butuh dana untuk menggerakkan perekonomian, dan nasib pekerja menjadi tumbalnya.

Dalam perusahaan berorientasi profit, maka profesionalitas ada di atas loyalitas. Berada di posisi yang tepat sehingga bisa berkontribusi maksimum di perusahaan apapun jauh lebih baik daripada bertahan/loyal di perusahaan tertentu dengan posisi seadanya, bahkan kadang tidak tepat profesi. Pekerja yang professional tahu poin keunggulan dan sikap yang bisa digunakan sebagai senjata untuk mendapat pekerjaan dan/atau tetap dipekerjakan.

Jika sekedar melihat dengan kacamata kuda, maka kebijakan perusahaan hanya dilihat dari kata 'enak loe ndak enak di gue', namun jika kita lihat secara lebih terbuka, maka keterpurukan nggak enak untuk semua, jadi tinggal tunggu gilirannya saja. So, akhirnya kita kembali ke poin - poin sebagai senjata kita tadi dan memilih. Bertahan & berimprovisasi atau mencari pekerjaan lain.

Sales yang profesional tidak menggantungkan hidupnya pada perusahaan, tapi pada kelebihannya, yaitu keahlian menjual. Kebijakan perusahaan yang tidak berpihak pada sales bisa menjadi ujian profesionalitas seorang sales. Apakah sales hidup bergantung pada perusahaan atau bergantung pada profesionalitasnya sebagai seorang penjual. Akhirnya akan sama saja. Masa depan kita sepenuhnya tergantung pada pilihan dan langkah kita sendiri, bukan pihak lain.

Tingkat profesionalitas seorang yang dikecewakan perusahaan sebenarnya dapat ditebak dari respon negatif yang mereka sampaikan. Misalkan saja :
+ mengungkapkan keburukan personal perusahaan
Profesional, ia mengungkapkan sisi lemah perusahaan di sisi SDM. Orientasinya perbaikan kinerja perusahaan.
+ mengungkapkan keburukan sistem
Profesional, ia mengungkap buruknya sistem. Orientasinya perbaikan sistem perusahaan.
+ mengungkap keburukan suatu divisi
Profesional, masih berorientasi peningkatan kinerja. Kritik pedas memang diperlukan.

- mengungkap keburukan produk
Tidak profesional. Selain menunjukkan ketidak kompetenan, pada dasarnya tidak ada produk yg sempurna & cocok untuk semua orang. Pasti ada kelemahannya.
- melakukan kebohongan publik
Tidak profesional. Segala cara dilakukan demi agenda pribadi, menjurus ke kriminal.
- melakukan penghinaan
Tidak profesional. Penghinaan bukanlah cara untuk menunjukkan 'sisi lemah' SDM/seseorang untuk perbaikan. Penghinaan adalah luapan emosi, bukan tindakan yg profesional.

Pada intinya, saat kebijakan perusahaan menempatkan kita di posisi yg tidak menguntungkan, kita bisa memilih tetap loyal pada perusahaan, bisa juga tidak. Itu murni pilihan kita pribadi untuk masa depan kita. Hanya saja, tetap jaga profesionalitas karena itu adalah senjata kita untuk tetap dipekerjakan atau mencari pekerjaan lain.

0 komentar:

Bookmark and Share

Posting Komentar

 
Theme : FeedCentre by BudiTyas