Senin, 01 Desember 2008

Efisiensi yang salah kaprah | 0

Efisiensi adalah langkah untuk menghilangkan biaya2 yg tidak perlu tanpa mengganggu produktifitas. Idealnya sih seperti itu. Namun kadang - kadang, efisiensi budget dilakukan di pos - pos yang tidak tepat, malah kebablasan. Saat rata - rata aktivasi/team do re mi do re mi, dibuat aturan jika kurang 5 aktivasi/hari, maka SPV tdk dapat bayaran di hari tsb. Opo tumon? Bukannya jadi not lengkap do re mi fa sol la si do, malah bunyi saja nggak. Bukannya ditambah amunisi, persenjataan, & fasilitas biar perangnya lebih OK malah ancaman mutilasi harian. Benar - benar tidak habis pikir saya...., piye to perusahaan iki...??? Masak sih tidak tahu titik lemah divisi sales sampai2 budget diutak atik terus???

Masih dengan konsep yang sama, SPV dibayar prorate sejumlah aktivasi dalam 1 bulan dibagi 5, atau dalam opsi lain minimal 100 dalam 1 bulan. Berapa besar kemungkinan SPV mendapat bayaran full? Dari data daily sales monitoring bisa diprediksi dan kans keberhasilannya <50%. Di sisi lain, mengacu pada data sebelumnya mungkin tidak relevan karena scheme dibuat untuk meningkatkan produktifitas, agar performa lebih baik dari sebelumnya. Ok, just take a look at BBO Scheme. Sistemnya kurang lebih sama. Apakah efektif? Masih jauh dari efektif dalam perspektif saya. Dalam sudut pandang saya, tetap lebih efektif jika salary berbentuk fixed & variable sesuai produktivitas. Hanya menggunakan scheme 'variable', maka sama artinya tidak menganggap sales/SPV sebagai karyawan, tapi mitra dagang. Dan, sebagai mitra, tidak ada lagi beban untuk menurut. Menurut hanya ada dalam kamus 'karyawan', bukan mitra.

Langkah diatas adalah langkah strategis untuk penghematan budget SPV & Sales menuju titik 0, dalam arti ujung dari kebijakan ini adalah pengeluaran untuk SPV & Sales adalah Rp. 0,- dengan aktivasi 0 juga. Benar - benar sebuah penghematan karena benar - benar tidak mengeluarkan biaya. Efisiensi tidak lagi dipandang sebagai langkah optimalisasi kinerja tapi sudah menjadi tujuan utama, dan salah kaprahnya, efisiensi diidentikkan dengan penghematan. Somebody miss in this point!!

Jika ini berlanjut, divisi sales akan tinggal SE/UM ke atas. Yah, ndak papa sih kalau memang SE/UM rela berjualan sendiri. Malah asyik, jadi dapat gaji STI plus pendapatan dari komisi sales. Ruaarr biasa sekali strategi yang dibuat untuk membubarkan Sales berikut SPV nya. Jika target bulanan adalah 1500 aktivasi, maka SE/UM harus bisa minimal 50 aktivasi/ hari dan dilarang sakit. Wow, benar - benar Sales Super. Dijamin ga bakalan sempat karaoke, hehe...

Btw, kalau SE/UM merasa butuh manpower, please deh. Hargai bawahan dong. Be realistic. Kasi makan yg cukup, kasi amunisi, dan buat bawahan bersemangat kembali.

0 komentar:

Bookmark and Share

Posting Komentar

 
Theme : FeedCentre by BudiTyas