Optimasi Recruitment | 0

Setiap pekerjaan membutuhkan orang - orang yang ahli dibidangnya. Tidak hanya level manager, level seperti salesmanpun butuh kriteria tertentu untuk layak bekerja di posisi tersebut. Dari sisi administrasi, seorang salesman harus memenuhi ketentuan - ketentuan yang sudah ditetapkan, misalkan saja tingkat pendidikan, kelengkapan berkas, dan semacamnya. Dari sisi mental, ia harus siap untuk bekerja dan punya motivasi untuk berprestasi di bidang yang ingin ia terjuni. Dari sisi teknis, ia harus punya kemampuan atau paling tidak punya semangat yang besar untuk belajar. Jika ketentuan yang ada diterapkan setengah - setengah, maka itu akan menjadi masalah di kemudian hari.

Sistem perekrutan yang longgar menyebabkan beragam masalah, diantaranya :
1. Tingkat disiplin yang rendah
2. Turnover yang tinggi
3. Cashflow yang tersendat
4. Team yang sibuk dengan masalah internal

Dampak dari masalah yang timbul diantaranya :
1. Overwork Supervisor dalam melatih salesman keluar - masuk yang tidak capable dan tidak siap untuk belajar.
2. Kesulitan dealer dalam mengembangkan kedisiplinan pembayaran sehingga cashflow tersendat.
3. Demotimator yang mewabah dan melemahkan kinerja team secara keseluruhan.
4. Resource habis untuk masalah internal dibanding untuk kegiatan produktif.

Untuk menghindari hal tersebut, dibutuhkan sebuah optimasi dalam hal recruitmen, diantaranya :
1. Sistem publikasi lowongan yang baik
2. Proses seleksi yang sistematis
3. Berpegang pada prinsip kelulusan yang jelas, pasti, tanpa kompromi.

Poin 3 adalah yang paling rawan. Saat target jumlah SDM menjadi prioritas, maka no 3 selalu hal yang paling mudah dilanggar, dan akibatnya adalah masalah. Seharusnya, poin no 1 yang dimaksimalkan, bukan no 3 yang dinegosiasikan. Jika no 1 sudah maksimal dan jumlah SDM belum juga memenuhi kuota, maka saatnya semua dikembalikan ke management untuk dievaluasi. Apakah memang jumlah bayarannya yang kurang menarik atau memang SDM setempat yang kurang qualified?