Kamis, 04 Desember 2008

Solusi permasalahan Ceria | 3

Seperti pernah saya kemukakan sebelumnya di SINI, sistem yang ada dibuat TIDAK untuk dijalankan sales, tapi orang - orang yang punya kecukupan modal. Mungkin SPV, mungkin UM, atau Dealer. Makin besar modal, makin besar kemungkinan ia mendapat keuntungan.

Bagaimana dengan sales? Sales modal utamanya adalah semangat dan kerja keras, dan itu tidak sesuai dengan scheme yang ada. Otomatis performa sales sangat lemah. Pemodal, dalam hal ini seperti yang tersebut diatas, bisa dijamin berani menjual produk dibawah harga standar. Disamping faktor kecukupan modal dan profit, mereka juga dituntut kejar target. Yang jadi korban siapa? Ya tentu saja sales. Dengan modal minimal, mana mungkin mereka mengikuti cara kerja pemodal besar? So, endingnya adalah gugurnya para sales di medan laga. Atasan/pemodal yang ikut bertempur tapi menimbulkan korban banyak di anak buah bisa dibaca di SINI. Apakah itu benar - benar sebuah kemenangan? I don't think so.

Bagaimana penyelesaiannya? Semuanya about salespeople, jadi mari kita fokus di situ. Asumsikan saja scheme saat ini adalah harga mati dimana hanya Tuhan yang berkenan merubahnya, so focus another way...

Kendala utama CO adalah operasional cost dan ketidakmampuan untuk 'nombok'. Diantara semua yg terlibat, CO, SPV, UM, Dealer,...siapakah yang bertugas mengeluarkan modal? Jawabannya adalah Dealer. UM sebagai penanggung jawab kelancaran penjualan harus mampu melakukan kebijakan lokal. Dealership adalah urusan UM. So, make compromise...

Set harga seketat apapun, real price di pasar adalah sesuai serapan pasar dan target perusahaan. Jika set harga di 199 ribu, tapi target sejumlah 100 pcs hanya dimungkinkan jika kita jual di 149 ribu, so let it be..., CUMA..biarkan harga pasar terbentuk melalui sales dengan model 'insentif di muka', atau potongan setoran, bukan oleh pemodal dengan membiarkan para sales bertumbangan.

Tanpa modifikasi, yang terjadi adalah UM berjualan dengan membentuk 'harga pasar sendiri ^_^ ', dengan daya jelajah yang terbatas. Sementara di saat yang sama sales menganggur, terkapar nggak bisa jualan, nggak ada biaya operasional buat kerja & nggak ada dana untuk 'nombok' mengikuti harga pasar yang terbentuk . Dan di hari - hari tertentu, saat UM kehilangan celah padahal sedang dituntut aktivasi, terdengar suara telepon UM ke Dealer, " Pak, tolong dibantu aktivasi. Hari ini minim sekali penjualannya...",..dan akhirnya, yang 'Nombok' tetap Dealer juga.

So, segera UM berkompromi dengan Dealer agar kondisi kacau ini dapat segera diakhiri. Jangan menunggu terlalu lama kalo akhirnya yang ngeluarin modal tetap Dealer juga. Tanpa 'tenaga penjual', sejauh mana produk dapat bertahan? Yang 'kerja keras' tetap harus ada, bukan begitu?

Dealer dlm hal ini memang hrs mengambil resiko. Resiko lebih kecil diambil utk menghindari resiko yg lebih besar. Bisa membayangkan gimana jadinya dealer tanpa sales? Bagaimanapun juga, manpower sangat dibutuhkan. Jadi, mari kita atasi masalah ini bersama - sama sesuai kapasitas & jobdes kita.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

ceria riwayatmu kini!!!!!!
ceria jelas terjungkal...........
pengumuman sekarang jadi spv diceria gajinya Prorate dan itu sangat menguntungkan buat SPV (tidak ada SPV di dunia manapaun dengan gaji Prorate kecuali di samperna telekom cab.Yogyalkarta)

Ceria mengatakan...

...emg rasanya skr kayak bukan karyawan..., kayak pengangguran yg dpt obyekan

Ceria mengatakan...

Wakakakak..., setelah melihat profil & blog sekarnawang, saya jadi tahu kalo blog saya punya penggemar berat. Yg paling susah emang copy paste contentnya, yg lain udah kan? Wakakakak...ndonya..ndonya..

Piye bos,.. enak di Esia?

Bookmark and Share

Posting Komentar

 
Theme : FeedCentre by BudiTyas