Kamis, 18 Desember 2008

Trading dan kelanjutannya | 2

Pada dasarnya trading adalah pelimpahan beban distribusi kepada pihak lain dengan penurunan harga yang signifikan. Mengapa trading? Trading dilakukan saat proses distribusi mengalami kebuntuan karena beragam hal. Diantaranya :

1. Kurangnya SDM
2. Penetrasi produk yang lamban di area asal
3. Target yang menjadi beban

Trading memungkinkan pemodal untuk ambil bagian dalam proses distribusi dan tentu saja, semua diluar skema dan regulasi yang ditetapkan prinsipal/brand owner. Di satu pihak, trader berharap meraih untung dengan pengambilan produk dalam jumlah banyak, di pihak lain, antar trader bersaing berebut pasar dengan wilayah yang tidak lagi jelas. Brand owner tidak lagi punya kendali karena skema distribusi terjadi diluar sistem yang ada.

Lantas apa yang terjadi jika trader berhadapan dengan kondisi pasar yang tidak kondusif & persaingan yg tidak lagi terkontrol? Alih alih mencari untung, yang terjadi adalah penghindaran kerugian dan uang diam dalam waktu lama. Produk dilepas dengan harga suka - suka. Apa kelanjutannya? Masalah. Semua terjebak dalam masalah yang sulit untuk diperbaiki lagi. Setelah produk & promotion tidak optimal, kelanjutannya adalah price & placement yang tidak terkontrol. Trading adalah indikasi kerusakan sistem distribusi. Jika dibiarkan, produk akan kehilangan value untuk mampu terdeliver ke konsumen - konsumen yang sebenarnya.

Itulah mengapa distribusi harus diberlakukan dan dijalankan secara straight dengan target yang wajar sesuai area. Proporsi keuntungan harus adil dan memudahkan antara distributor, spv, dan sales sehingga distribusi yang harmonis dapat terjaga. Mampukah brand owner mendesain sistem yang optimal? Kita lihat saja...

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Nyet ono le pesen ceria Toko "Fajar" Magelang, ndang di folow up kwi....he....he...he...

Ceria mengatakan...

Boong tuh, yg ngirim sama dgn yg sebelum2nya...

Bookmark and Share

Posting Komentar

 
Theme : FeedCentre by BudiTyas